Diriwayatkan,ada dua orang malaikat
bernama Harut dan Marut.Mereka melihat anak-anak Adam di bumi telah
dikuasai oleh Setan.Lalu Sang Pencipta mengirimkan Harut dan Marut ke
bumi dengan mengatakan, "Baiklah kalau begitu sekarang pergilah kamu
berdua ke sana.Kami akan melihat apa yang kamu kerjakan."
Lalu kedua datang ke dunia dan bergaul dengan manusia.Mereka mengajarkan
tentang Asma Allah dan juga ilmu sihir.Ketika mengajarkan sihir mereka
mengatakan bahwa ini sesuatu yang haram dan merupakan cobaan bagi kalian
semua manusia.
"Terserah kalian mau mempelajari atau tidak!" kata Harut dan
Marut.Tetapi orang-orang memilih untuk mempelajarinya.Sehingga ketika
ditanya Allah,Harut dan Marut menjawab bahwa orang-orang itu sendiri
yang memilih "kufur".
Kisah selanjutnya,Harut dan Marut hanya mengajarkan pada kaum laki-laki
saja.Suatu hal yang menyebabkan perpecahan di antara pria dan
isteri-isterinya.Lalu suatu saat datang seorang PSK bernama Zahrah,minta
di ajari tentang Asma Allah.Tetapi dua malaikat itu jatuh cinta
padanya.
Sedemikian terlena hingga mereka suatu hari di beri arak oleh perempuan
tersebut,lalu keduanya berzina dengannya.Maka Allah lalu menyuruh mereka
memilih,akan tetap tinggal di dunia dengan hukuman gantung di sebuah
sumur,atau disiksa di akhirat kelak.
Harut dan Marut memilih disiksa didunia saja,sebab mereka tahu siksa
akhirat begitu pedihnya.Maka keduanya digantung di sumur tua di
Babil.Konon,sampai sekarang ke langit dan berubah menjadi bintang
bersinar cemerlang yang lalu dikenal
orang dengan sebutan "Bintang Zahsah" (Tafsir Mahasinut-Ta'wil Al Qasimi).
Kisah di atas,menurut H.Miftahuzzaman dalam Tafsir Ayat-ayat
Jin,meluruskan pemahaman tentang tentang Malaikat,Setan dan
Jin.Menurutnya,semua itu merupakan kisah yang sama sekali tidak
terdengar pada sumber-sumber Islam yang syah.Hal tersebut rupanya
sengaja dikait-kaitkan dengan ayat-ayat Al-Qur'an hanya secara kira-kira
saja.
Bagaimana mungkin Al-Qur'an membenarkan sebuah cerita yang isinya sangat
bertentangan dengan nash-nash yang terkandung di dalam Al-Qur'an itu
sendiri?
Bagaimana mungkin malaikat dapat memberontak,sedangkan malaikat dalam
QS.At-Tahrim:6 dikatakan, "Mereka (malaikat-malaikat) tidak mendurhakai
Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan mereka
selalu mengerjalan apa yang diperintahkan."
Bagaiman mungkin mereka mendurhakai Allah,sehingga terjerumus ke dalam
lebah kejahatan dan perzinaan dengan hanya seorang PSK yang bernama
Zahrah?
Malaikat termasuk wujud yang harus kita Imani.Padahal beriman menuntut
keharusan mentaati perintah wujud yang diimani.Maka jika wujud-wujud itu
mempunyai kecenderungan berbuat durhaka,bukankah mengikuti berarti sama
dengan menyuruh diri binasa?
Tentang Harut dan Marut terdapat dalam ayat 102 surah Al-Baqaroh yang
artinya, "Dan mereka (orang-orang Yahudi) mengikuti apa yang didiktekan
oleh setan-setan (para pendurhaka) di masa kerajaan Sulaiman,dan
bukanlah Sulaiman yang ingkar melainkan setan-setan itulah yang
ingkar,mereka mengajarkan sihir kepada
manusia.
Dan (mereka mengaku bahwa mereka mengikuti) apa yang telah diturunkan
kepada dua malaikat,Harut dan Marut,di Babil.Dan keduanya tidaklah
mengajarkan kepada seorangpun sebelum mereka mengatakan (lebih dulu),
"Kami hanya suatu percobaan (dari Tuhan),karena itu janganlah kamu
ingkar (kepada perintah kami)."
Maka orang-orang di masa itu belajar dari keduanya hal yang depan itu
mereka membuat perbedaan di antara laki-laki dan membuat perbedaan di
antara laki-lakì dan isterinya,dan mereka tidak mendatangkan mudharat
kepada seorang pun dengan itu kecuali dengan seizin Allah,dan sebaliknya
mereka ini (yakni musuh-musuh Rasulullah SAW) belajar hal yang
mendatangkan mudarat kepada mereka dan tidak bermanfaat bagi mereka."
Kata "dua malaikat" pada ayat di atas maksudnya dua orang suci,sebab
mereka disini diterangkan sebagai pengajar sesuatu kepada orang
banyak.Padahal,malaikat itu tidak pernah tinggal bersama manusia dan
tidak bergaul bebas dengan mereka.(QS.17:95,21:18). "Orang suci" secara
kiasan biasa disebut malaikat (lihat surah Yusuf:32).
Harut dan Marut itu keduanya nama sifat,yang pertama berasal dari Harata
(ialah,ia merobek-aqrabul mawarid) berarti orang yang merobek.Sementara
Marut berasal dari Marata (ialah,ia memecah) berarti orang yang
memecahkan.
Nama-nama itu mengandung arti bahwa tujuan munculnya orang-orang suci
itu ialah untuk "merobek" dan "memecahkan" kemegahan dan kekuasaan
kerajaan musuh-musuh Bani Israil.
Orang-orang suci itu menerangkan pada anggota baru,pada waktu upacara
pelantikan bahwa mereka itu semacam percobaan dari Tuhan untuk maksud memisahkan antara yang baik dan yang buruk.
Merasa membatasi keanggotaan mereka hanya sebatas kaum pria.Menurut
H.Miftahuzzaman ayat itu berarti bahwa orang-orang Yahudi pada masa
Rasulullah SAW,ikut-ikutan dalam rencana dan perbuatan jahat yang sama
seperti halnya yang menjadi ciri nenek moyang mereka di zaman Nabi
Sulaiman AS.
Perusuh-perusuh di zaman Nabi Sulaiman As adalah pemberontak-pemberontak
yang menuduh beliau sebagai orang kafir.Ayat ini membersihkan Nabi
Sulaiman AS dari tuduhan kekafiran.Ditambahkan musuh-musuh Nabi Sulaiman
dalam menyampaikan pada rekan-rekan mereka menggunakan sandi atau
lambang-lambang,dengan tujuan menipu orang dan menyembunyikan maksud
sebenarnya.
Ayat ini mengisyaratkan kepada persekongkolan rahasia yang diluncurkan
musuh-musuh Nabi Sulaiman AS.Dengan jalan mereka berusaha menghancurkan
kerajaannya.Hal ini mengandung arti bahwa orang-orang Yahudi Madinah
sekarang (zaman Rasullah SAW) menggunakan siasat kotor yang sama
terhadap Rasulullah SAW,tetapi mereka tidak akan berhasil dalam
rencana-rencana jahatnya itu.
Demikian uraian tentang Harut dan Marut.Ternyata keduanya adalah
orang-orang suci yang datang di Babi untuk membawa misi
perbaikan,bukannya malaikat-malaikat yang dilaknat seperti dikisahkan
sumber diatas.
Dengan demikian maka kisah Harut dan Marut itu pun tidak dapat digunakan
sebagai alasan untuk menyatakan bahwa malaikat dapat dilihat dengan
mata jasmani.Malaikat hanya bisa dilihat
dengan penglihatan Kasyaf,penglihatan mata rohani,yakni melihat sesuatu
obyek pemandangan seperti dalam keadaan terjaga,tidak tidur.
Dalam kasyaf,seseorang hanya melihat atau menangkap sesuatu dengan
indera rohaninya saja.Tidak ada dengan indera jasmaninya.Sekalipun
pemandangan di situ terlihat atau terasakan sangat jelas seperti
nyata.Kasyaf keadaannya seperti mimpi,tetapi yang mengalaminya sadar
bahwa itu bukan mimpi.
Contohnya,saat berlangsung perang Badar,banyak orang kafir melihat
ribuan tentara asing berpakaian serba putih menggempur mereka.Tentara
asing itu malaikat yang dikirim Allah SWT untuk membantu pihak muslim.
Lain dengan Abu Jahal,orang kafir yang paling keras memusuhi Rasulullah
SAW.Suatu saat,Rasulullah sedang menjalankan sholat dan dalam posisi
sujud.Abu Jahal membawa batu untuk mencelakai Rasulullah SAW.Tetapi
setelah mendekat,ia kemudian lari tergopoh-gopoh.
Sementara batu masih ada di tangannya.Orang-orang Quraisy teman-temannya
bertanya: "Saya pergi mendatangi dia untuk melakukan apa yang telah
kukatakan kepada kalian.Tetapi setelah dekat,tiba-tiba aku dihadang
seekor unta jantan.Aku belum pernah melihat sama sekali ada unta seperti
itu.Ia hendak mencaplokku!"
Ketika hal itu diceritakan kepada Rasulullah SAW,Beliau bersabda, "Itu
Jibril.Andaikata ia terus mendekat pasti disergap olehnya."
(HR.Muslim,Nurul-Yaqin)
Obyek yang terlihat dalma Kasyaf pun sama seperti dalam mimpi,yakni bisa
berupa apa saja.Bahkan dalam pemandangan alam nyata tidak mungkin
terjadi,dalam Kasyaf
mungkin saja terjadi.
Subhanallah.... semakin bertambah khasanah keislaman kami.....
BalasHapus