HALAMAN

Jumat, 04 Februari 2011

HARUT DAN MARUT BUKAN MALAIKAT

Diriwayatkan,ada dua orang malaikat bernama Harut dan Marut.Mereka melihat anak-anak Adam di bumi telah dikuasai oleh Setan.Lalu Sang Pencipta mengirimkan Harut dan Marut ke bumi dengan mengatakan, "Baiklah kalau begitu sekarang pergilah kamu berdua ke sana.Kami akan melihat apa yang kamu kerjakan."

Lalu kedua datang ke dunia dan bergaul dengan manusia.Mereka mengajarkan tentang Asma Allah dan juga ilmu sihir.Ketika mengajarkan sihir mereka mengatakan bahwa ini sesuatu yang haram dan merupakan cobaan bagi kalian semua manusia.

"Terserah kalian mau mempelajari atau tidak!" kata Harut dan Marut.Tetapi orang-orang memilih untuk mempelajarinya.Sehingga ketika ditanya Allah,Harut dan Marut menjawab bahwa orang-orang itu sendiri yang memilih "kufur".

Kisah selanjutnya,Harut dan Marut hanya mengajarkan pada kaum laki-laki saja.Suatu hal yang menyebabkan perpecahan di antara pria dan isteri-isterinya.Lalu suatu saat datang seorang PSK bernama Zahrah,minta di ajari tentang Asma Allah.Tetapi dua malaikat itu jatuh cinta padanya.

Sedemikian terlena hingga mereka suatu hari di beri arak oleh perempuan tersebut,lalu keduanya berzina dengannya.Maka Allah lalu menyuruh mereka memilih,akan tetap tinggal di dunia dengan hukuman gantung di sebuah sumur,atau disiksa di akhirat kelak.

Harut dan Marut memilih disiksa didunia saja,sebab mereka tahu siksa akhirat begitu pedihnya.Maka keduanya digantung di sumur tua di Babil.Konon,sampai sekarang ke langit dan berubah menjadi bintang bersinar cemerlang yang lalu dikenal
orang dengan sebutan "Bintang Zahsah" (Tafsir Mahasinut-Ta'wil Al Qasimi).

Kisah di atas,menurut H.Miftahuzzaman dalam Tafsir Ayat-ayat Jin,meluruskan pemahaman tentang tentang Malaikat,Setan dan Jin.Menurutnya,semua itu merupakan kisah yang sama sekali tidak terdengar pada sumber-sumber Islam yang syah.Hal tersebut rupanya sengaja dikait-kaitkan dengan ayat-ayat Al-Qur'an hanya secara kira-kira saja.

Bagaimana mungkin Al-Qur'an membenarkan sebuah cerita yang isinya sangat bertentangan dengan nash-nash yang terkandung di dalam Al-Qur'an itu sendiri?

Bagaimana mungkin malaikat dapat memberontak,sedangkan malaikat dalam QS.At-Tahrim:6 dikatakan, "Mereka (malaikat-malaikat) tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan mereka selalu mengerjalan apa yang diperintahkan."

Bagaiman mungkin mereka mendurhakai Allah,sehingga terjerumus ke dalam lebah kejahatan dan perzinaan dengan hanya seorang PSK yang bernama Zahrah?

Malaikat termasuk wujud yang harus kita Imani.Padahal beriman menuntut keharusan mentaati perintah wujud yang diimani.Maka jika wujud-wujud itu mempunyai kecenderungan berbuat durhaka,bukankah mengikuti berarti sama dengan menyuruh diri binasa?

Tentang Harut dan Marut terdapat dalam ayat 102 surah Al-Baqaroh yang artinya, "Dan mereka (orang-orang Yahudi) mengikuti apa yang didiktekan oleh setan-setan (para pendurhaka) di masa kerajaan Sulaiman,dan bukanlah Sulaiman yang ingkar melainkan setan-setan itulah yang ingkar,mereka mengajarkan sihir kepada
manusia.

Dan (mereka mengaku bahwa mereka mengikuti) apa yang telah diturunkan kepada dua malaikat,Harut dan Marut,di Babil.Dan keduanya tidaklah mengajarkan kepada seorangpun sebelum mereka mengatakan (lebih dulu), "Kami hanya suatu percobaan (dari Tuhan),karena itu janganlah kamu ingkar (kepada perintah kami)."

Maka orang-orang di masa itu belajar dari keduanya hal yang depan itu mereka membuat perbedaan di antara laki-laki dan membuat perbedaan di antara laki-lakì dan isterinya,dan mereka tidak mendatangkan mudharat kepada seorang pun dengan itu kecuali dengan seizin Allah,dan sebaliknya mereka ini (yakni musuh-musuh Rasulullah SAW) belajar hal yang mendatangkan mudarat kepada mereka dan tidak bermanfaat bagi mereka."

Kata "dua malaikat" pada ayat di atas maksudnya dua orang suci,sebab mereka disini diterangkan sebagai pengajar sesuatu kepada orang banyak.Padahal,malaikat itu tidak pernah tinggal bersama manusia dan tidak bergaul bebas dengan mereka.(QS.17:95,21:18). "Orang suci" secara kiasan biasa disebut malaikat (lihat surah Yusuf:32).

Harut dan Marut itu keduanya nama sifat,yang pertama berasal dari Harata (ialah,ia merobek-aqrabul mawarid) berarti orang yang merobek.Sementara Marut berasal dari Marata (ialah,ia memecah) berarti orang yang memecahkan.

Nama-nama itu mengandung arti bahwa tujuan munculnya orang-orang suci itu ialah untuk "merobek" dan "memecahkan" kemegahan dan kekuasaan kerajaan musuh-musuh Bani Israil.

Orang-orang suci itu menerangkan pada anggota baru,pada waktu upacara
pelantikan bahwa mereka itu semacam percobaan dari Tuhan untuk maksud memisahkan antara yang baik dan yang buruk.

Merasa membatasi keanggotaan mereka hanya sebatas kaum pria.Menurut H.Miftahuzzaman ayat itu berarti bahwa orang-orang Yahudi pada masa Rasulullah SAW,ikut-ikutan dalam rencana dan perbuatan jahat yang sama seperti halnya yang menjadi ciri nenek moyang mereka di zaman Nabi Sulaiman AS.

Perusuh-perusuh di zaman Nabi Sulaiman As adalah pemberontak-pemberontak yang menuduh beliau sebagai orang kafir.Ayat ini membersihkan Nabi Sulaiman AS dari tuduhan kekafiran.Ditambahkan musuh-musuh Nabi Sulaiman dalam menyampaikan pada rekan-rekan mereka menggunakan sandi atau lambang-lambang,dengan tujuan menipu orang dan menyembunyikan maksud sebenarnya.

Ayat ini mengisyaratkan kepada persekongkolan rahasia yang diluncurkan musuh-musuh Nabi Sulaiman AS.Dengan jalan mereka berusaha menghancurkan kerajaannya.Hal ini mengandung arti bahwa orang-orang Yahudi Madinah sekarang (zaman Rasullah SAW) menggunakan siasat kotor yang sama terhadap Rasulullah SAW,tetapi mereka tidak akan berhasil dalam rencana-rencana jahatnya itu.

Demikian uraian tentang Harut dan Marut.Ternyata keduanya adalah orang-orang suci yang datang di Babi untuk membawa misi perbaikan,bukannya malaikat-malaikat yang dilaknat seperti dikisahkan sumber diatas.

Dengan demikian maka kisah Harut dan Marut itu pun tidak dapat digunakan sebagai alasan untuk menyatakan bahwa malaikat dapat dilihat dengan mata jasmani.Malaikat hanya bisa dilihat
dengan penglihatan Kasyaf,penglihatan mata rohani,yakni melihat sesuatu obyek pemandangan seperti dalam keadaan terjaga,tidak tidur.

Dalam kasyaf,seseorang hanya melihat atau menangkap sesuatu dengan indera rohaninya saja.Tidak ada dengan indera jasmaninya.Sekalipun pemandangan di situ terlihat atau terasakan sangat jelas seperti nyata.Kasyaf keadaannya seperti mimpi,tetapi yang mengalaminya sadar bahwa itu bukan mimpi.

Contohnya,saat berlangsung perang Badar,banyak orang kafir melihat ribuan tentara asing berpakaian serba putih menggempur mereka.Tentara asing itu malaikat yang dikirim Allah SWT untuk membantu pihak muslim.

Lain dengan Abu Jahal,orang kafir yang paling keras memusuhi Rasulullah SAW.Suatu saat,Rasulullah sedang menjalankan sholat dan dalam posisi sujud.Abu Jahal membawa batu untuk mencelakai Rasulullah SAW.Tetapi setelah mendekat,ia kemudian lari tergopoh-gopoh.

Sementara batu masih ada di tangannya.Orang-orang Quraisy teman-temannya bertanya: "Saya pergi mendatangi dia untuk melakukan apa yang telah kukatakan kepada kalian.Tetapi setelah dekat,tiba-tiba aku dihadang seekor unta jantan.Aku belum pernah melihat sama sekali ada unta seperti itu.Ia hendak mencaplokku!"

Ketika hal itu diceritakan kepada Rasulullah SAW,Beliau bersabda, "Itu Jibril.Andaikata ia terus mendekat pasti disergap olehnya." (HR.Muslim,Nurul-Yaqin)

Obyek yang terlihat dalma Kasyaf pun sama seperti dalam mimpi,yakni bisa berupa apa saja.Bahkan dalam pemandangan alam nyata tidak mungkin terjadi,dalam Kasyaf
mungkin saja terjadi.

1 komentar:

  1. Subhanallah.... semakin bertambah khasanah keislaman kami.....

    BalasHapus