HALAMAN

Sabtu, 16 April 2011

MERAWAT BAYI SILUMAN BUAYA PUTIH

Siang itu Yayah berjalan menyusuri tepian sungai Cimandiri,dia melakukan pekerjaan ini agar dapurnya tetap berasap,terhindar dari kelaparan.

Hari itu suaminya,Sajum,memang tidak bisa turun ke laut,karena perahunya rusak.Dan untuk memperbaikinya,diperlukan waktu hingga beberapa hari.

Entah sudah beberapa puluh kali Yayah melemparkan jala kecil,dengan harapan udang-udang sungai akan bersangkutan di mata jala.Tak seekorpun udang,apalagi ikan yang telah berhasil dijaringnya.

Meskipun demikian dia tidak berputus asa,dilemparkannya lagi dan lagi jalanya.Tiba-tiba dalam jarak yang tidak jauh dari dirinya,Yayah melihat sesuatu yang menggelepar-gelepar dalam air.Seolah-olah makhluk kecil itu berusaha mengeluarkan kepalanya ke atas permukaan air sungai.Besarnya hampir sama dengan ikan lele.

Yayah tersentak,karena yang dilihatnya tidak mungkin seekor ikan.Sebab ada dua pasang kaki kecil yang berkayuh lucu pada sisi badannya.Warnanya putih sekali,seperti isi kelapa muda yang dikikis panjang dengan sendok.Selain itu,juga ada gerigi kecil pada punggung makhluk aneh itu.

Bersamaan dengan itu,Yayah kembali tersentak ketika tiba-tiba teringat mimpinya semalam.Ya,dia bermimpi mandi di sungai Cimandiri,kemudian melihat bayi sedang berenang bebas menuju ke arahnya.Mungkinkah ini merupakan arti dari mimpi semalam ?

Demikian pikirnya. Dengan sedikit ragu dia lalu meldmparkan kain selendangnya kepermukaan air.Selendang itu turun perlahan-lahan ke dalam air.Anehnya,si makhluk kecil putih langsung saja menghamparkan tubuhnya pada kain tersebut dengan keempat kakinya berhenti bergerak.

Yayah mengangkat kedua ujung selendang dari dalam air.Makhluk itu diam saja.Maka dengan segera dia membawa binatang aneh temuannya ke rumahnya,untuk diperlihatkan kepada Sajum.

"Wah,itu bukan ikan ! Itu anak buaya ! Sebaiknya buang lagi saja,sebab bila sudah besar dapat membahayakan kita," seru Sajum dengan nada sangat terkejut,setelah melihat makhluk kecil yang mendirikan bulu roma itu.

Ketika sajum mengucapkan kata-kata tersebut,mata si anak buaya berkedip-kedip lucu,kemudian terpejam seperti bayi kecil yang menjadi tenang setelah disusui oleh ibunya.

Karena sangat sayangnya kepada hewan lucu tersebut,Yahya tak menggubris kata-kata suaminya.Dia malah memelihara hewan itu dalam sebuah gentong yang hanya tinggal sepotong,yang biasanya digunakan untuk menampung air hujan,untuk mencuci muka ketika pagi.

Sebelumnya ke dalam gentong telah dimasukkan batu-batu,pasir,kemudian air tawar.Untuk pengamanan,Yayah memagari sekeliling bekas gentong dengan bambu-bambu yang sudah dibelah.

Hari itu juga tersebarlah kemana-mana berita tentang tertangkapnya hewan aneh oleh Yayah,sehingga berdatanganlah orang-orang ke rumah Sajum untuk melihat hewan tersebut dari dekat.

Dan setelah melihat langsung,hampir semua pengunjung mengatakan bahwa itu bukan binatang sembarangan,melainkan hewan keramat dari alam gaib.Karena itu,tak seorangpun yang berani mengganggunya.

Bahkan,tak sedikit diantara mereka yang melemparkan uang ke dalam pagar tempat gentong berada,dengan tujuan untuk berharap berkah.Uang-uang itu kemudian dikumpulkan Yayah,dan setelah dihitung,ternyata hasilnya lumayan juga.Walhasil,keluarga Sajum bisa juga mengisi perutnya.

"Nah,kang,ternyata dengan memelihara buaya yang sangat lucu itu,kita bisa memperoleh rezeki dengan jalan yang lain," kata Yayah kepada suaminya. 

Mendengar kata-kata itu,Sajum tidak memberikan jawaban.Namun dalam hatinya,dia sangat membenarkan kata-kata isterinya.

Setelah seminggu lamanya,anak buaya itu menjadi tontonan,semuanya merasa bahwa makhluk itu kelakuannya seperti bayi manusia.Apalagi kalau sedang memejam-mejamkan matanya,dan menengadahkan kepalanya yang sebesar punggung sendok makan itu ke atas.

Sementara itu dari hari ke hari warna kulit si buaya mengalami perubahan.Kalau ketika di tangkap seperti lilin yang hampir tembus cahaya,kini mirip dengan batu putih yang tidak tembus pandang.Untuk memberi makan "anaknya",setiap hari Yayah memasukkan daging udang kecil ke dalam gentong. 

Namun,entah apa sebabnya,pada suatu hari sang hewan tiba-tiba mogok makan.Bersamaan dengan itu,timbul keanehan dalam diri Yayah.Wanita yang belum pernah melahirkan itu,tiba-tiba payudaranya mengeluarkan air susu.Yayah dan suaminya saling berpandangan.Mereka merasa sangat heran,karena hal demikian belum pernah terjadi sebelumnya. 

"Mungkin ini adalah petunjuk dari gaib,bahwa hewan pemeliharaan kita harus diberi air susu saya," ujar Yayah sambil menampung air susunya dengan sebuah mangkok kecil. "Ya,mungkin juga !" Jawab  Sajum. 

Ketika Yayah mencoba memberikan air susunya kepada anak buaya itu,ternyata langsung disambut.Sang hewan mengangakan mulutnya yang kecil dan lucu,kemudian dengan perlahan-lahan menghirup isi mangkok.Begitu pekerjaan tersebut dilakukan Yayah setiap hari.Yang sangat mengherankan lagi,kedua buah dada Yayah kini semakin segar menantang.Bukan hanya itu saja ! 

Perlahan-lahan kulit tubuh Yayah berubah pula.Semakin muda,seperti ketika dia belum menikah dengan Sajum. "Saya heran,bayi makhluk aneh itu seolah-olah telah menghantarkan kau kembali seperti anak gadis," komentar Sajum suatu malam,sambil memeluk erat tubuh isterinya yang montok menggairahkan itu. Mendengar pujian Sajum,Yayah semakin mempererat pelukannya. 

Waktu terus berjalan,Pada suatu malam,tepatnya malam Jum'at Legi,Sajum bermimpi di datangi seseorang bertubuh tinggi besar,dan tangannya membawa tongkat.Orang itu turun dari salah satu gunung di Pelabuhan Ratu. "Kau telah merawat cucuku yang nakal.Kalau tidak,mungkin dia telah dibinasakan makhluk lain yang lebih besar dan jahat.Tapi sekarang sudah waktunya untuk melepaskan kembali cucuku,ke sungai Cimandiri," ujar orang itu dengan suara serak. 

Kemudian sosok misterius tersebut berubah menjadi asap yang bergumpal-gumpal,dan seterusnya raib begitu saja tanpa meninggalkan jejak,Sajum tersentak bangun.Dia melihat isterinya yang nampaknya telah bangun lebih dulu.

Anehnya,ternyata malam itu keduanya telah mengalami mimpi yang sama.Mereka berkeyakinan bahwa sosok yang datang dalam mimpi itu adalah benar-benar kakek dari sibuaya kecil peliharaan mereka,dan pesannya harus segera dilaksanakan. 

Maka akhirnya,meskipun dengan sangat berat hati,Yayah dan Sajum membawa hewan itu ke sungai Cimandiri,untuk dilepaskan kembali.Setibanya di tempat yang dimaksud,dengan sedikit ragu-ragu,Yayah mencelupkan selendangnya yang berisi bayi buaya putih. 

Ketika air mulai menggenangi selendang,makhluk tersebut tampak senang sekali,menggelinjang seolah-olah minta kebebasan penuh,lalu berenang kearah hulu sungai.Lalu emudian dia sudah tak nampak lagi dari pandangan Yayah dan Sajum. 

"Mungkin dia telah pergi kepada sosok yang tadi malam menemui kita," bisik Sajum kepada istrinya,yang sejak dari rumah tak henti-hentinya menangis.

Sejak peristiwa itu,setiap Sajum mencarilan ikan,hasilnya selalu banyak.Seolah ikan-ikan itu ada yang menggiring ke arahnya,untuk ditangkap.Sajum dan Yayah berkeyakinan bahwa hal tersebut terjadi karena dibantu oleh "anak" siluman buaya putih itu. Karena itu,setiap suaminya pulang sambil membawa hasil yang banyak,tak pernah lupa Yayah berkata, "Terima kasih anakku,kami sampai kapanpun tidak akan lupa dengan segala kebaikanmu."

2 komentar:

  1. ngeriiii sekali cerita misterinya, saya suka cerita cerita misteri, hehehe
    buat ngisi waktu senggang mbacanya, daripada manyunnn

    BalasHapus