HALAMAN

Kamis, 30 Desember 2010

MEMBURU KUNTILANAK DI BUKIT SETAN

Jika ada yang menyebut nama kuntilanak atau Puntikanak tentu saja hampir semua orang tahu.Dia adalah sosok makhluk halus berwujud perempuan cantik,berambut panjang menjurai sampai ke tumit dan kerap muncul dengan tawa menyeramkan.

Ada juga yang menyebut Kuntilanak dengan nama Sundel Bolong.Kata "bolong" ini disebabkan karena konon pada bagian punggung makhluk ini berlubang.

Berbagai versi cerita tentang Kuntilanak atau Sundel Bolong dari masa ke masa selalu menjadi bahan pembicaraan.Salah satunya seperti diceritakan oleh Junasin.Pada suatu malam,masyarakat Atd.ll Sei Alim perkebunan Sei Dadap,Kecamatan Air Batu,Asahan,Sumut,pernah digegerkan oleh kehadiran seorang perempuan cantik yang tak dikenal dan misterius.

Malam itu kebetulan ada tontonan keyboard (organ tunggal) dalam acara pesta.Sudah kebiasaan,apabila ada tontonan,banyak orang yang mencari rezki dengan berjualan,termasuk Junasin yang sehari-harinya berjualan es doger.Malangnya,karena malam itu hujan gerimis,sudah tentu pembeli menjadi berkurang.Ketika Junasin sedang menghitung uang yang diperolehnya malam itu,tiba-tiba datang seorang perempuan cantik berkerudung putih mendekatinya.

"Bang Jun,masih ada dogernya?"
Pemempuan itu bertanya.

"Oh,kau rupanya,Tik!"
Ujar Junasin yang mengenal perempuan itu bernama Sartik.

"Aku haus Bang.Tolong esnya ya!"
Junasin tidak menjawab.Segera dia menuangkan es doger ke gelas dan menyodorkannya kepada Sartik.Dalam hatinya,lumayanlah dapat tambahan uang bayaran satu gelas.

"Satu lagi Bang!"
Sartik meminta
tambahan satu gelas,dua gelas,bahkan tiga gelas.

Junasin mulai heran.Mengapa Sartik begitu kehausan? "Ah,masa bodoh,yang penting es laku," pikirnya dalam hati.Tapi Junasin merasakan bulu kuduknya mulai berdiri.Angin malam tiba-tiba meniupkan aroma wewangian menusuk jantung.

"Lagi Bang Jun!" Pinta gadis itu lagi setelah menghabiskan es doger sebanyak 5 gelas.

Kali ini Junasin agak gugup melayani Sartik.Sudah lima gelas Sartik minum es doger,tapi mengapa masih minta lagi? Jangan-jangan.

Belum sempat Junasin meneruskan kecurigaannya,tiba-tiba Sartik tertawa terkekeh-kekeh,lalu terbang dan menghilang Karuan saja Junasin hampir jatuh pingsan karena ternyata perempuan yang mirip Sartik itu adalah Kuntilanak alias Sundel Bolong.

"Kuntilanak...Kuntilanak..." Teriak Junasin sambil berniat lari,Malangnya,dia terpeleset tanah licin dan jatuh.Ternyata,es doger yang diminum perempuan jelmaan Kuntilanak itu berserakan di tanah.

Penonton keyboard di kampung itu berhamburan mendengar teriakan Junasin.Ada beberapa orang yang menemuinya dan menanyakan apa yang terjadi.Tapi penjual es doger itu sudah jatuh pingsan.Junasin digotong masuk ke rumah salah seorang warga.Setelah siuman,dia menceritakan pengalaman yang baru saja menimpanya.

Ketika ditanya kemana perginya Kuntilanak itu,Junasin yang sudah lama hidup menduga menduda mengatakan,dia melihat makhluk itu terbang ke Bukit Setan.Bagi masyarakat Perkebunan Sei Dadap,nama Bukit Setan tidak asing lagi karena lokasinya antara Pondok Sei Alim (pondok perumahan buruh)
dengan Pondok Kulon.Bukit ini konon memang dihuni oleh makhluk-makhluk halus.

Dulunya,Bukit Setan ini bernama Bukit Daboru yang artinya Bukit Perempuan.Menurut penuturan seorang Datuk (sebutan bagi paranormal setempat) yang bernama Datuk Muda Subuh,Pondok Kulon pada zaman Belanda masih termasuk areal HGU PTPN III Sei Dadap dengan tanaman Karet.Bukit ini dihuni oleh makhluk halus yang semtanya berwujud perempuan cantik.

Berubahnya nama Bukit Daboru menjadi Bukit Setan berawal dari sebuah kisah Ketika Perkebunan Sei Dadap dikuasai Belanda,pernah terjadi peristiwa hilangnya 21 buruh di kawasan bukit itu,yang tidak diketahui rimbanya.Otoritas belanda ketika itu memerintahkan petugas keamanan untuk mencari para buruh tersebut,namun para petugas itu tersesat dan akhirnya turut raib.Mereka tak pernah kembali.

Akhirnya,otoritas perkebunan memanggil Datuk Muda Subuh untuk melihat dan mengupayakan agar mereka yang hilang di Bukit Daboru dapat ditemukan.Namun,Datuk Muda Subuh hanya dapat menggelengkan kepala.Setelah dia menemui Ratu Bukit Daboru bernama mayang Menjurai,ternyata 12 orang buruh (semuanya laki-laki) sudah dijodohkan dengan penghuni Bukit Daboru itu.Beberapa orang yang lain sudah dijadikan pengawal istana oleh ratu tersebut.

Sejak kejadian itulah masyarakat menyebut bukit tersebut dengan nama Bukit Setan,hingga sekarang.

Selang beberapa waktu,kejadian yang menimpa Junasin terulang kembali.Kali ini dialami Marjohan,penduduk Sei Alim Hasak,tidak jauh dari Afdeling ll Pondok Sei Alim.Ketika pada
malam hari dia bersepeda dari Pondok Miri Sei Dadap,pulang ke rumahnya di Sei Alim Hasak.

Dari pondok Miri Emplasmen kebun Sei Dadap melalui jalan Pondok Kulon,terus ke pondok Sei Alim menuju rumahnya di Sei Alim Hasak.Malam itu sebenarnya bulan bersinar terang,namun karena di kiri-kanan jalan adalah tanaman karet,maka suasana begitu lengang.

Di pertengahan jalan,antara Pondok Kulon dan Pondok Sei Alim,tiba-tiba Marjohan melihat sosok manusia tergeletak di bibir pagar jembatan beton.Dia berhenti sejenak dan berpikir,mungkin orang tersebut sakit,atau menjadi korban kejahatan.Marjohan menyandarkan sepedanya di bibir benteng jalan,lalu mendekati orang itu pelan-pelan.

Ternyata seorang wanita ! Marjohan menunduk ingin melihat lebih jelas siapa gerangan perempuan itu sebenarnya.Bersamaan dengan itu,tiba-tiba dia mencium bau harum dari tubuh wanita itu.Akan tetapi belum sempat dia berpikir macam-macam,tiba-tiba perempuan itu bergerak dan duduk.

Sekilas dilihatnya perempuan itu tersenyum.Tapi Marjohan tak mengenalinya.Ketika dalam keremangan malam dia melihat gigi perempuan itu seperti bertaring,maka tubuh Marjohan langsung menggigil.

Ia segera berlari dan mengayuh sepedanya kencang-kencang.Namun,Marjohan lebih terkejut lagi ketika merasakan sepedanya semakin berat.Bahkan,bau harum yang aneh itu tercium semakin dekat di belakangnya.

Ternyata,perempuan yang sebenarnya adalah Sundel Bolong atau Kuntilanak itu sudah berada di boncengannya sambil tertawa terkekeh-kekeh.Sudah tentu Marjohan hampir mati
mati ketakutan.Lututnya seakan copot menggenjot pedal sepeda,akan tetapi sepedanya seakan-akan tak mau berjalan.

Marjohan terus menggenjot sepedanya dengan tenaga yang masih tersisa.Akhirya,karena tak sadar ada tikungan di depannya,sepedanya menggelinding terus hingga masuk ke parit.Setelah itu Marjohan tak ingat apa-apa lagi.

Seperti biasa,beberapa buruh Afdeling ll Sei Alim,berangkat ke arena pekerjaan pagi-pagi sekali.Namun mereka terpaksa menghentikan sepedanya karena melihat Marjohan tergelak di parit.

Pagi yang sejuk menjadi gempar. "Marjohan mati...Marjohan mati ! " Teriak Suryadi,pekerja yang pertama kali melihat Marjohan.

Orang-orang segera berkerumun melihatnya.Mandor besar Pardi yang juga turut melihat,menempelkan telinganya ke dada Marjohan. "Masih ada nafasnya kok ! " Ujarnya.

Lalu dia memerintahkan buruh lainnya mengangkat Marjohan dan membawa ke rumahnya.Marjohan akhirnya siuman dan menceritakan apa yang telah menimpanya.

Dengan dua kejadian tersebut,warga Pondok Sei Alim tidak berani lagi pergi pada malam hari ke Pondok Kulon atau sebaliknya.Sementara itu,tanpa basa-basi,mandor besar Pardi menyampaikan hajat minta tolong kepada Lebai Ajib untuk mengusir kuntilanak dari bukit Setan.Sukurlah,Lebai Ajib bersedia tapi dengan beberapa syarat.Antara lain,dia minta sehelai kain lepas (kain untuk menggendong bayi),sepeda baru yang ada berkonya (lampu),dan minyak duyung.Perburuan dilaksanakan pada malam bulan purnama penuh.

Pada malam yang telah ditentukan,Lebai Ajib meminta agar warga
Pondok Sei Alim berkumpul membuat api unggun di halaman rumah yang agak luas.Perburuan Kuntilanak di Bukit Setan akan segera dimulai.

Dengan membawa kain lepas dan minyak duyung,Lebai Ajib dari Mesjid mengayuh sepeda barunya tepat pukul sepuluh malam,karena dia harus sampai di Bukit Setan pas pukul dua belas tengah malam.

Awan cukup cerah,sehingga bulan purnama penuh terlihat cukup jelas.Sementara itu,warga Pondok Sei Alim sudah menyiapkan api unggung di halaman rumah mandor besar Pardi,sambil menunggu hasil kerja Lebai Ajib dengan perasaan harap-harap cemas.

Walaupun usianya sudah mengarah senja,namun Lebai Ajib masih terlihat kekar dan mampu mengendarai sepeda sejauh 8Km menuju Bukit Setan.Dari Mesjid dia mengayuh sepeda melewati Pondok Jati,Sei Dadap Kedai Muka,Emplasmen Sei Dadap,terus ke Pondok Kulon,kemudian belok kiri menuju arah Pondok Sei Alim.

Sinar bulan purnama penuh tidak dapat langsung menembus jalan karena terlindung celah daun-daun karet yang rimbun.Setelah mendekati kawasan Bukit Setan,Lebai Ajib mulai menyiapkan peralatannya.Kain lepas diselendangkan di kedua bahunya setelah terlebih dahulu diolesi minyak duyung yang telah diisi dengan doa pembelenggu setan.

Dia mengurangi kecepatan sepedanya.Tak lama kemudian,seekor burung malam menyambar kepalanya.Namun Lebai Ajib tenang saja.Dalam hatinya berkata, "Lekaslah kau muncul perempuan sundel ! "

Benar saja,begitu Lebai Ajib mencium bau harum,Kuntilanak itu muncul.Dengan mengenakan gaun berwarna putih,pakai kerudung yang juga berwarna
putih.Perempuan sundel itu duduk di sebuah pokok pohon karet.

"Bang,mau kemana?" Kuntilanak itu bertanya.

Lebai Ajib menjawab. "Mau ke kuburan Pondok Sei Alim,kamu ngapain di sini?" Lebai Abib balik bertanya.Sementara di dalam hatinya di berkata,"Kena kau sekali ini."

"Sama,aku juga mau kesana.Boleh aku ikut denganmu Bang?"

"Ayolah,mari kubonceng!" Ajak Lebai Ajib.

Tanpa bicara lagi,perempuan itu langsung naik di boncengan.Lebai Ajib tak buang waktu.Cepat-cepat dia menyilangkan selendang kain ke badan perempuan itu,lalu mengikatkan ke badannya dengan disimpul mati sekuat-kuatnya,lalu menggenjot sepedanya sekencang mungkin.

Kuburan Sei Alim sebenarnya masih jauh,yaitu perbatasan Dusun Binjai Manis.Satu-satunya jalan adalah melintasi depan rumah mandor besar Pardi.Cara inilah yang akan dilakukan Lebai Ajib.Dia akan membawa Kuntilanak itu melewati rumah mandor besar Pardi.

Melihat ada kobaran api unggun dari kejauhan,perempuan itu meminta agar diturunkan di tikungan yang sunyi.

"Aku turun disini saja Bang!" Pinta perempuan itu,agak panik.

Namun Lebai Ajib seolah-olah tak mendengarkannya.Dia malah mempercepat sepedanya menuju halaman rumah mandor besar Pardi.Perempuan yang di boncengnya itu meronta-ronta sambil mencakar-cakar muka Lebai Ajib.Tapi tak diperdulikannya.Kuntilanak itupun tak bisa melepaskan diri karena sudah di ikat sangat kencang.

"Bang mandor..! Bang mandor..! Ini dia Kuntilanaknya dibelakangku.Cepat tangkap.!" teriak Lebai Ajib.Sambil terengah-engah dia turun dari sepedanya.

Mandor
Pardi dan warga yang sudah ramai ingin melihat Kuntilanak sama-sama bengong.Memang ada sesuatu yang di bonceng Lebai Ajib.Tapi mereka bertanya-tanya, "Kok kuntilanaknya kecil ya?"

Lebai Ajib sendiri heran mengapa para warga hanya diam saja, "Apa lagi yang ditunggu? Lihatlah ini yang kubawa," ujarnya sambil melepaskan kain gendongannya.

Anehnya,perempuan itu sudah berubah menjadi seekor Musang Bulan yang sudah mati.Semua terkejut,tapi mandor Pardi dan warga Pondok Sei Alim percaya bahwa Lebai Ajib telah berhasil menangkap Kuntilanak walaupun kenyataannya dia hanya membawa bangkai Musang Bulan.Setidaknya,muka Lebai Ajib yang masih berdarah dan terdapat luka bekas cakaran,adalah bukti bahwa dia sungguh-sungguh dengan usahanya.

Mandor besar pardi mendekati Lebai Ajib. "Kami sangat berterima kasih atas bantuan Bapak menangkap Kuntilanak itu,walaupun dalam kenyataannya hanya membawa bangkai Musang.Lalu kita apakan bangkai Musang ini?" ujarnya.

Lebai Ajib yang sedikit malu,meminta maaf karena tidak berhasil membawa Kuntilanak dalam wujudnya yang asli."Kalau begitu,bangkai Musang ini kita bakar saja.Mari kita bacakan ayat Kursyi bersama-sama dan niatkan dalam hati,bahwa kita tidak membakar Musang,akan tetapi membakar Kuntilanak!" Kata Lebai Ajib.

Bangkai Musang Bulan dilemparkan ke tengah api unggun yang sedang menyala.Warga yang menyaksikan ada yang muntah mencium bau anyir yang keluar dari bangkai Musang yang hangus terbakar.Namun,tiba-tiba mereka mendengar suara menjerit-jerit kesakitan dan lenyap.

"
Berarti Kuntilanak itu merubah dirinya menjadi bangkai Musang." Kata mandor besar Pardi.Yang lainnya mengangguk-angguk tanda percaya.

4 komentar:

  1. saya percaya karna rmh saya di seidadap smlm itu ada tukang becak lewat sth gak tau nya uda ilang entah ke man gak dapat lg

    BalasHapus
  2. Hhahahaha koplakkkk

    BalasHapus
  3. Bagi pembaca yang hobI bermain TOGEL yuk bergabung di
    POIN 4D

    TOGEL ONLINE TERBAIK DI INDONESIA

    KELEBIHAN :
    BONUS REFERRAL 2 %
    LUCKY SPIN
    BAYARAN HINGGA 1 MILIAR LEBIH !!!
    DEPOSIT & WITHDRAW DI MULAI DARI IDR 20.000
    MAINKAN DI GADGET KESAYANGAN ANDA
    6 PASARAN TERBAIK : SYDNEY - RAJAAMPAT - SINGAPORE - BALI - IBIZA - HONGKONG

    DISKON BETTING :
    * 2D-29%
    * 3D-59%
    * 4D-66%

    SUPPORT BANK : BCA BNI BRI MANDIRI



    INFO LEBIH LANJUT HUBUNGI POIN4D DI :

    * LIVE CHAT 24 JAM ONLINE - WWW,POIN4D,COM
    * BBM : 7B83E334
    * LINE : +85598291698
    * WHATAPP : +85598291698
    * SKYPE : Poin.4D
    * YAHOO : Poin_4D

    BalasHapus