Keluarga Ibu Patma dan Pak Burhan
merupakan contoh keluarga yang rukun,bahagia dan sejahtera di
kampungnya.Setidaknya ini menurut pandangan mata masyarakat
sekitar.Sebagai pelengkap kebahagiaan,keluarga ini dikarunia seorang
puteri cantik yang telah berusia ABG atau 17san.Sementara itu,seorang
puterinya lagi mengikuti suaminya tinggal di Sumatera.
Walau dengan ekonomi yang berkecukupan,namun gaya hidup mereka tetap
sederhana dan tidak suka memamerkan kekayaannya.Tapi untuk kedermawanan
maupun kesosialan,mereka tidak perlu diragukan lagi.Apalagi demi
kemajuan desa maupun syiar agama.
Namun,manusia memang tidaklah memiliki sifat yang sempurna.Di balik
kelebihan seseorang pasti di sisi lain ada pula
kekurangannya.Karenanya,kita harus pandai-pandai menimbang dan menerima
segala kekurangan tersebut jika terus saja berlangsung maka bisa saja
berakibat fatal bagi keutuhan sebuah keluarga.
Bu Patma memang tergolong isteri yang agak pemalas,terutama dalam hal
melayani maupun menyiapkan makanan untuk keluarganya.Sifat malasnya ini
dimulai sejak puluhan tahun silam,yaitu sejak dia sakit-sakitan.
Tapi tentunya sekarang ini Ibu Patma pada sehat wal afiat.Karena
semestinya dia bisa membuang kebiasaan buruknya itu.Sayangnya,sudah
hampir 9 tahun ini Pak Burhanlah yang banyak berperan urusan kerja di
dapur.Tapi untunglah sejak beberapa tahun belakang ini kerjadapurnya
dibantu puterinya yang sudah beranjak dewasa itu.Azizah,namanya.
Rasanya tidak kurang,Pak Burhan pun sudah sering menasehati isterinya itu,namun
nasehat itu hanya dituruti pada sementara waktu saja.Lama-lama rupanya
kesabaran Pak Burhan pun ada batasnya.Dia kesal juga melihat kebiasaan
isterinya yang enggan menyiapkan makan untuk keluarga.Pikiran Burhan pun
sudah mulai limbung dan terkadang terbesit pula dalam hatinya untuk
menikah lagi.
Suatu hari sekitar pukul 11.30,Pak Burhan iseng pergi ke warung yang ada
di kampungnya untuk minum teh.Hampir setengah jam dia ngobrol dengan
beberapa warga lain yang kebetulan siang itu juga nongkrong di sana.
Ketika tengah asyiknya ngobrol,tiba-tiba saja cuaca berubah mendung
pertanda akan turun hujan.Semua teman ngobrol Pak Burhan satu demi satu
pada pulang,dan tinggallah Pak Burhan sendiri nongkrong di warung milik
Maryam itu.
"Tolong Dik Maryam rebuskan sebungkus super mie,sudah lapar nih!" Pinta Pak Burhan ketika hujan mulai turun.
"Lho,memangnya Mas Burhan gak mau makan di rumah.Jam-jam segini biasanya
isteri Mas kan sudah menyiapkan makan siang," kata Maryam.
"Huh,boro-boro Dik Maryam.Malah kalau saya pulang sekarang,saya pula yang di suruh memasak!"
"Lho,apa benar begitu Mas?" Tanya Maryam keheranan.
"Iya,selama ini sayalah yang banyak berperan di dapur."
"Kalau begitu Mas Burhan cari saja isteri baru.Orang seperti Mas ini
pasti gampang cari isteri.Tinggal bilang saja,pasti pada banyak wanita
yang antri.Eh,maaf,bicara saya ngelantur!"
"Ah,tidak apa-apa.Perkataan Dik Maryam juga ada benarnya."Pada malam
harinya,Pak Burhan berpikir lagi tentang pembicaraannya dengan
Maryam.Dia menyadari kalau
bicaranya tadi siang itu lepas kontrol,sampai-sampai membuka kejelekan
isterinya sendiri.Tapi jika dipikir-pikir lagi.kata-kata Maryam itu Pak
Burhan pun tidur sambil berkhayal.
"Si Maryam itu kan janda muda,kecantikannya juga setara dengan isteri
saya,seksi lagi." Tiba-tiba pikiran ini muncul di dalam
benaknya.Berulang kali khayalan ini muncul,sampai akhirnya Pak Burhan
nekad melamar Maryam.Anehnya,Maryam juga menerimanya meski dia harus
berstatus sebagai isteri kedua.
Mendengar berita pernikahan suaminya,tentu saja Ibu Patma bagai disambar
petir di siang bolong.Sebentar-bentar duduk,sebentar-bentar berdiri.Dia
seperti orang bingung dan linglung.Begitu terus selama
berjam-jam.Hatinya jengkel,panas bagai bara api,bercampur geram dan
murka.Kalau saja ketika itu ada Maryam di hadapannya,pastilah tubuhnya
akan dia cabik-cabik.
Karena tidak sabar lagi,akhirnya Ibu Patma dengan wajah marah dan geram
bermaksud mendatangi dan akan melabrak Maryam.Namun baru saja mau
membuka pintu,Pak Burhan juga sudah berada di depan pintu.Maka Pak
Burhanlah yang menjadi sasaran kemarahan dan amukan isterinya yang
kalap.Bukan hanya perang mulut saja yang seru,tapi dibarengi pula dengan
cakar-cakaran.Untunglah ketika itu orang tua Ibu Patma cepat datang
memisahkan dan sekalian mendamaikan.
Pak Burhan bersikeras untuk tidak menceraikan isterinya yang baru
seminggu dinikahinya.Bahkan,dia lebih suka kehilangan isteri
tuanya.Sementara itu,Ibu Patma tidak mau bercerai,tapi juga tidak mau
dimadu.Inilah problemnya.
Akhirnya,walau
dengan berat hati Ibu Patma terpaksa menuruti nasihat orang tuanya.Tidak
ada perceraian,tapi Pak Burhan tetap boleh beristeri dua,dengan catatan
harus adil.Kendati keputusan tersebut sudah disetujui bersama,namun Ibu
Patma dalam benaknya tetap saja tidak akan menerima keberadaan
Maryam,isteri muda suaminya Ya,dia hanya berpura-pura baik di
mulut,namun jauh dalam lubuk hatinya dia sangat membenci dan mendendam
kepada Maryam,walau sampai kapanpun.Bahkan dia berjanji dalam hati akan
selalu berusaha dengan jalan atau cara apapun untuk menyingkirkan Maryam
dari suaminya,bahkan kalau perlu melenyapkannya dari dunia ini.
Rupanya,Ibu Patma tidak main-main.Terbukti dengan kenekatannya meminta
bantuan orang pintar untuk membunuh Maryam dengan cara gaib.Entah berapa
juta biaya yang dikeluarkan Ibu Patma demi untuk menyingkirkan Maryam.
Tak hanya itu,entah berapa sudah orang-orang pintar atau dukun yang
didatanginya.Tapi yang jelas,Maryam tetap tidak bergeming dan masih
segar bugar.Bahkan,melalui perang gaib yang dikirim,sang dukunpun tidak
mengena dan tidak berhasil melumpuhkan Maryam.Padahal Maryam orangnya
biasa-biasa saja,tidak punya ilmu penangkis yang khusus.Hanya saja
Maryam adalah seorang yang taat beribadah atau salehah.
Bu Patma semakin geram dan tidak mempan oleh berbagai ilmu hitam yang
dikirim dukun-dukun suruhannya.Namun dia tak mau menyerah,apalagi sampai
habis akal.Masih ada jalan yang ditempuh,meski untuk mempelajari ilmu
itu dia akan menjadi seorang yang musrik.
Ya,suatu hari Ibu Patma pergi
ke suatu daerah terpencil dipedalaman Kalimantan.Di situ dia berguru
untuk mempelajari sebuah ilmu hitam yang bagi masyarakat Kalimantan
dikenal dengan nama Ilmu Kunyang.Dengan ilmu langka ini,Ibu Patma
berharap selain dapat menjinak kan suaminya,juga dapat sebagai jalan
halus untuk membinasakan Maryam pada saat tertentu.
Berkat kegigihan sekaligus kenekatannya,Ibu Patma memang sukses
mempelajari sekaligus menguasai Ilmu Kuyang.Bahkan,pelan namun pasti,Pak
Burhan tampaknya sudah mulai dipengaruhi Ilmu Kunyang yang dimiliki
isterinya.Buktinya,Pak Burhan sudah mulai berlaku tidak adil terhadap
isteri mudanya.Sebagai contoh,biasanya dia menggilir isterinya setiap 3
hari.Kini isteri mudanya hanya mendapat giliran 2 hari saja.Sedang
isteri tua mendapat jatah 3 sampai 5 hari.
Mendapat perlakuan tidak adil ini,Maryam hanya diam saja.Dia sadar kalau
selama ini telah merebut suami orang.Namun malangnya,lama-kelamaan
Maryam hanya mendapat jatah 1 hari saja untuk bersama suaminya.Kendati
demikian,lagi-lagi Maryam menunjukkan kesabaran dan sifat bijaksananya.
Sebenarnya,Pak Burhan juga sangat sadar,bahwa dia sudah berbuat tidak
adil terhadap isteri mudanya.Sejujurnya,wanita seperti Maryam inilah
yang dia dambakan sebagai isteri yang ideal.Tapi entah kenapa kalau dia
sedang berada bersama isteri tuanya,seakan dia tidak ingat lagi untuk
pergi ke isteri mudanya.
Pak Burhan juga tidak tahu persis penyebabnya.Yang jelas dia semakin
sayang dan menurut saja apa yang dikatakan Ibu Patma.Bahkan seakan dia
tidak punya
nyali untuk membantahnya.
Melihat perubahan suaminya,tentu saja Ibu Patma gembira bukan main.Namun
demikian hatinya belum puas juga kalau belum melihat Maryam sengsara
atau binasa.Jadi jelas tujuan utama Ibu Patma belum lagi sukses,tapi dia
tetap menunggu waktunya.Dia akan menunggu pada saat Maryam akan
melahirkan bayinya,karena kebetulan Maryam tengah mengandung anak hasil
hubungannya dengan Pak Burhan.
Pada saat melahirkan itulah Maryam bisa dibinasakan dengan menggunakan
Ilmu Kuyang miliknya.Ibu Patma akan menghabisi Maryam dengan cara
menghisap darahnya hingga habis.Karena seperti diketahui,darah wanita
melahirkan adalah makanan istimewa bagi seorang yang menjadi Kuyang.
Karena Ibu Patma sudah berubah menjadi Kuyang,maka dia bisa terbang
walau hanya berupa potongan kepala dan isi perutnya saja.Sementara
anggota tubuh dari pundak tangan hingga kaki terpisah.Tapi jika selesai
operasi pada malam hari,maka bagian kepala dan isi perutnya tadi masuk
atau tersambung seperti semula.Itulah kehebatan Kuyang.
Suatu hari,Bu Patma sangat jengkel dan bertambah geram,karena mendengar
kabar bahwa Maryam berangkat ke pulau Jawa untuk menengok ayahnya yang
sedang sakit.Jengkel,karena belum sempat melihat Maryam sengsara atau
binasa.Tapi di sisi lain Ibu Patma juga bisa terhibur sedikit,karena
suaminya tetap bersamanya dan terpisah dari Maryam walau untuk sementara
waktu.
Bersamaan kepergiaan Maryam ke pulau Jawa,Farida,puteri Ibu Patma yang
tinggal di Sumatera datang bersama suaminya.Kedatangan Farida membuatnya
sangat terhibur,sehingga untuk sementara waktu Ibu Patma lupa akan
Maryam yang sangat di bencinya itu.Kini dia hanya melampiaskan kerinduan
dan kebahagiaannya dengan Farida,beserta cucunya yang masih balita.
Karena sangat gembira dan bahagianya,Ibu Patma tidak menyadari kalau
Farida,putrinya sedang hamil tua,dan sebentar lagi akan
melahirkan.Bahkan dia juga lupa kalau dirinya memiliki ilmu Kuyang,yang
tentunya hal ini bisa merupakan bencana besar bagi Farida.
Suatu malam,Farida merasakan perutnya mulai sakit-sakitan,tapi sifatnya
hanya kadang-kadang saja.Sehingga untuk sementara Farida tidak perlu
membangunkan Ibunya.Namun,ketika jarum jam menunjukkan pukul 24.00
tepat,rasa sakit yang dialami Farida pun semakin bertambah dan
menjadi-jadi.Hal ini jelas pertanda bahwa tidak lama lagi dia akan
melahirkan.Akhirnya,semua penghuni rumahpun dibangunkan oleh suami
Farida.
Suami Farida pun segera menjemput Bidan Puskesmas.Sedan Ibu Patma
mendampingi puterinya yang lagi kesakitan.Sesekali juga dia
mengusap-usap kandungan Farida sambil memintanya agar bersabar.
Farida tampak gelisah dan tidak tenang untuk menanti kelahiran bayinya.Sementara bidan bersalin yang ditunggu juga belum datang.
Sementara itu,suatu keanehan tiba-tiba menyerang otak Ibu Patma.Dia
mencium sebuah aroma wangi yang sangat menggiurkan.Selera dan dahaganya
pun mendadak berontak dan semakin menjadi-jadi.Bahkan,dari hidungnya
sudah terdengar suara mendengus-dengus.Keanehan ini semakin dahsyat lagi
ketika di sela kedua paha Farida mengalirkan
darah segar.
Bagai kesetanan,tanpa sadar sama sekali,Ibu Patma menyeruduk ke arah
selangkangan Farida.Lalu dengan buasnya dia menghisap darah yang
mengalir dari kewanitaan Farida.Sementara itu,Farida mengerang
kesakitan,namun tak ada seorangpun yang bisa menolongnya.
Tak berapa lama datanglah Bidan bersama suami Farida.Dan dengan segera
Bidan pun menghampiri Farida,untuk membantu proses persalinan.Namun,apa
yang terjadi? Kondisi tubuh Farida tampak kaku dan terkulai.Dengan berat
hati,akhirnya Bidan pun menyatakan bahwa nyawa Farida dan bayi dalam
kandungannya tidak bisa ditolong lagi.Farida sudah meninggal
dunia,karena kehabisan darah.
Seluruh keluarga tersentak kaget dan histeris.Suara tangispun memecah
kesunyian malam.Terlebih lagi Ibu Patma.Dia menangis sambil memeluk
tubuh puterinya yang sudah tak bernyawa lagi.Dia menangis sambil memeluk
tubuh puterinya yang sudah tak bernyawa lagi.Dia sadar sepenuhnya bahwa
kematian puterinya itu adalah akibat perbuatannya sendiri yang
mempunyai Ilmu Kuyang.
Apa boleh buat,penyesalan tak akan mengembalikan Farida untuk hidup
kembali.Farida mati sahid,Sementara Ibu Patma hidup bergelimang dalam
dosa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar