HALAMAN

Kamis, 30 Desember 2010

SANG PUTERI KORBAN ILMU KUYANG IBU KANDUNGAN

Keluarga Ibu Patma dan Pak Burhan merupakan contoh keluarga yang rukun,bahagia dan sejahtera di kampungnya.Setidaknya ini menurut pandangan mata masyarakat sekitar.Sebagai pelengkap kebahagiaan,keluarga ini dikarunia seorang puteri cantik yang telah berusia ABG atau 17san.Sementara itu,seorang puterinya lagi mengikuti suaminya tinggal di Sumatera.

Walau dengan ekonomi yang berkecukupan,namun gaya hidup mereka tetap sederhana dan tidak suka memamerkan kekayaannya.Tapi untuk kedermawanan maupun kesosialan,mereka tidak perlu diragukan lagi.Apalagi demi kemajuan desa maupun syiar agama.

Namun,manusia memang tidaklah memiliki sifat yang sempurna.Di balik kelebihan seseorang pasti di sisi lain ada pula kekurangannya.Karenanya,kita harus pandai-pandai menimbang dan menerima segala kekurangan tersebut jika terus saja berlangsung maka bisa saja berakibat fatal bagi keutuhan sebuah keluarga.

Bu Patma memang tergolong isteri yang agak pemalas,terutama dalam hal melayani maupun menyiapkan makanan untuk keluarganya.Sifat malasnya ini dimulai sejak puluhan tahun silam,yaitu sejak dia sakit-sakitan.

Tapi tentunya sekarang ini Ibu Patma pada sehat wal afiat.Karena semestinya dia bisa membuang kebiasaan buruknya itu.Sayangnya,sudah hampir 9 tahun ini Pak Burhanlah yang banyak berperan urusan kerja di dapur.Tapi untunglah sejak beberapa tahun belakang ini kerjadapurnya dibantu puterinya yang sudah beranjak dewasa itu.Azizah,namanya.

Rasanya tidak kurang,Pak Burhan pun sudah sering menasehati isterinya itu,namun
nasehat itu hanya dituruti pada sementara waktu saja.Lama-lama rupanya kesabaran Pak Burhan pun ada batasnya.Dia kesal juga melihat kebiasaan isterinya yang enggan menyiapkan makan untuk keluarga.Pikiran Burhan pun sudah mulai limbung dan terkadang terbesit pula dalam hatinya untuk menikah lagi.

Suatu hari sekitar pukul 11.30,Pak Burhan iseng pergi ke warung yang ada di kampungnya untuk minum teh.Hampir setengah jam dia ngobrol dengan beberapa warga lain yang kebetulan siang itu juga nongkrong di sana.

Ketika tengah asyiknya ngobrol,tiba-tiba saja cuaca berubah mendung pertanda akan turun hujan.Semua teman ngobrol Pak Burhan satu demi satu pada pulang,dan tinggallah Pak Burhan sendiri nongkrong di warung milik Maryam itu.

"Tolong Dik Maryam rebuskan sebungkus super mie,sudah lapar nih!" Pinta Pak Burhan ketika hujan mulai turun.

"Lho,memangnya Mas Burhan gak mau makan di rumah.Jam-jam segini biasanya isteri Mas kan sudah menyiapkan makan siang," kata Maryam.

"Huh,boro-boro Dik Maryam.Malah kalau saya pulang sekarang,saya pula yang di suruh memasak!"

"Lho,apa benar begitu Mas?" Tanya Maryam keheranan.

"Iya,selama ini sayalah yang banyak berperan di dapur."

"Kalau begitu Mas Burhan cari saja isteri baru.Orang seperti Mas ini pasti gampang cari isteri.Tinggal bilang saja,pasti pada banyak wanita yang antri.Eh,maaf,bicara saya ngelantur!"

"Ah,tidak apa-apa.Perkataan Dik Maryam juga ada benarnya."Pada malam harinya,Pak Burhan berpikir lagi tentang pembicaraannya dengan Maryam.Dia menyadari kalau
bicaranya tadi siang itu lepas kontrol,sampai-sampai membuka kejelekan isterinya sendiri.Tapi jika dipikir-pikir lagi.kata-kata Maryam itu Pak Burhan pun tidur sambil berkhayal.

"Si Maryam itu kan janda muda,kecantikannya juga setara dengan isteri saya,seksi lagi." Tiba-tiba pikiran ini muncul di dalam benaknya.Berulang kali khayalan ini muncul,sampai akhirnya Pak Burhan nekad melamar Maryam.Anehnya,Maryam juga menerimanya meski dia harus berstatus sebagai isteri kedua.

Mendengar berita pernikahan suaminya,tentu saja Ibu Patma bagai disambar petir di siang bolong.Sebentar-bentar duduk,sebentar-bentar berdiri.Dia seperti orang bingung dan linglung.Begitu terus selama berjam-jam.Hatinya jengkel,panas bagai bara api,bercampur geram dan murka.Kalau saja ketika itu ada Maryam di hadapannya,pastilah tubuhnya akan dia cabik-cabik.

Karena tidak sabar lagi,akhirnya Ibu Patma dengan wajah marah dan geram bermaksud mendatangi dan akan melabrak Maryam.Namun baru saja mau membuka pintu,Pak Burhan juga sudah berada di depan pintu.Maka Pak Burhanlah yang menjadi sasaran kemarahan dan amukan isterinya yang kalap.Bukan hanya perang mulut saja yang seru,tapi dibarengi pula dengan cakar-cakaran.Untunglah ketika itu orang tua Ibu Patma cepat datang memisahkan dan sekalian mendamaikan.

Pak Burhan bersikeras untuk tidak menceraikan isterinya yang baru seminggu dinikahinya.Bahkan,dia lebih suka kehilangan isteri tuanya.Sementara itu,Ibu Patma tidak mau bercerai,tapi juga tidak mau dimadu.Inilah problemnya.

Akhirnya,walau
dengan berat hati Ibu Patma terpaksa menuruti nasihat orang tuanya.Tidak ada perceraian,tapi Pak Burhan tetap boleh beristeri dua,dengan catatan harus adil.Kendati keputusan tersebut sudah disetujui bersama,namun Ibu Patma dalam benaknya tetap saja tidak akan menerima keberadaan Maryam,isteri muda suaminya Ya,dia hanya berpura-pura baik di mulut,namun jauh dalam lubuk hatinya dia sangat membenci dan mendendam kepada Maryam,walau sampai kapanpun.Bahkan dia berjanji dalam hati akan selalu berusaha dengan jalan atau cara apapun untuk menyingkirkan Maryam dari suaminya,bahkan kalau perlu melenyapkannya dari dunia ini.

Rupanya,Ibu Patma tidak main-main.Terbukti dengan kenekatannya meminta bantuan orang pintar untuk membunuh Maryam dengan cara gaib.Entah berapa juta biaya yang dikeluarkan Ibu Patma demi untuk menyingkirkan Maryam.

Tak hanya itu,entah berapa sudah orang-orang pintar atau dukun yang didatanginya.Tapi yang jelas,Maryam tetap tidak bergeming dan masih segar bugar.Bahkan,melalui perang gaib yang dikirim,sang dukunpun tidak mengena dan tidak berhasil melumpuhkan Maryam.Padahal Maryam orangnya biasa-biasa saja,tidak punya ilmu penangkis yang khusus.Hanya saja Maryam adalah seorang yang taat beribadah atau salehah.

Bu Patma semakin geram dan tidak mempan oleh berbagai ilmu hitam yang dikirim dukun-dukun suruhannya.Namun dia tak mau menyerah,apalagi sampai habis akal.Masih ada jalan yang ditempuh,meski untuk mempelajari ilmu itu dia akan menjadi seorang yang musrik.

Ya,suatu hari Ibu Patma pergi
ke suatu daerah terpencil dipedalaman Kalimantan.Di situ dia berguru untuk mempelajari sebuah ilmu hitam yang bagi masyarakat Kalimantan dikenal dengan nama Ilmu Kunyang.Dengan ilmu langka ini,Ibu Patma berharap selain dapat menjinak kan suaminya,juga dapat sebagai jalan halus untuk membinasakan Maryam pada saat tertentu.

Berkat kegigihan sekaligus kenekatannya,Ibu Patma memang sukses mempelajari sekaligus menguasai Ilmu Kuyang.Bahkan,pelan namun pasti,Pak Burhan tampaknya sudah mulai dipengaruhi Ilmu Kunyang yang dimiliki isterinya.Buktinya,Pak Burhan sudah mulai berlaku tidak adil terhadap isteri mudanya.Sebagai contoh,biasanya dia menggilir isterinya setiap 3 hari.Kini isteri mudanya hanya mendapat giliran 2 hari saja.Sedang isteri tua mendapat jatah 3 sampai 5 hari.

Mendapat perlakuan tidak adil ini,Maryam hanya diam saja.Dia sadar kalau selama ini telah merebut suami orang.Namun malangnya,lama-kelamaan Maryam hanya mendapat jatah 1 hari saja untuk bersama suaminya.Kendati demikian,lagi-lagi Maryam menunjukkan kesabaran dan sifat bijaksananya.

Sebenarnya,Pak Burhan juga sangat sadar,bahwa dia sudah berbuat tidak adil terhadap isteri mudanya.Sejujurnya,wanita seperti Maryam inilah yang dia dambakan sebagai isteri yang ideal.Tapi entah kenapa kalau dia sedang berada bersama isteri tuanya,seakan dia tidak ingat lagi untuk pergi ke isteri mudanya.

Pak Burhan juga tidak tahu persis penyebabnya.Yang jelas dia semakin sayang dan menurut saja apa yang dikatakan Ibu Patma.Bahkan seakan dia tidak punya
nyali untuk membantahnya.

Melihat perubahan suaminya,tentu saja Ibu Patma gembira bukan main.Namun demikian hatinya belum puas juga kalau belum melihat Maryam sengsara atau binasa.Jadi jelas tujuan utama Ibu Patma belum lagi sukses,tapi dia tetap menunggu waktunya.Dia akan menunggu pada saat Maryam akan melahirkan bayinya,karena kebetulan Maryam tengah mengandung anak hasil hubungannya dengan Pak Burhan.

Pada saat melahirkan itulah Maryam bisa dibinasakan dengan menggunakan Ilmu Kuyang miliknya.Ibu Patma akan menghabisi Maryam dengan cara menghisap darahnya hingga habis.Karena seperti diketahui,darah wanita melahirkan adalah makanan istimewa bagi seorang yang menjadi Kuyang.

Karena Ibu Patma sudah berubah menjadi Kuyang,maka dia bisa terbang walau hanya berupa potongan kepala dan isi perutnya saja.Sementara anggota tubuh dari pundak tangan hingga kaki terpisah.Tapi jika selesai operasi pada malam hari,maka bagian kepala dan isi perutnya tadi masuk atau tersambung seperti semula.Itulah kehebatan Kuyang.

Suatu hari,Bu Patma sangat jengkel dan bertambah geram,karena mendengar kabar bahwa Maryam berangkat ke pulau Jawa untuk menengok ayahnya yang sedang sakit.Jengkel,karena belum sempat melihat Maryam sengsara atau binasa.Tapi di sisi lain Ibu Patma juga bisa terhibur sedikit,karena suaminya tetap bersamanya dan terpisah dari Maryam walau untuk sementara waktu.

Bersamaan kepergiaan Maryam ke pulau Jawa,Farida,puteri Ibu Patma yang tinggal di Sumatera datang bersama suaminya.Kedatangan Farida membuatnya
sangat terhibur,sehingga untuk sementara waktu Ibu Patma lupa akan Maryam yang sangat di bencinya itu.Kini dia hanya melampiaskan kerinduan dan kebahagiaannya dengan Farida,beserta cucunya yang masih balita.

Karena sangat gembira dan bahagianya,Ibu Patma tidak menyadari kalau Farida,putrinya sedang hamil tua,dan sebentar lagi akan melahirkan.Bahkan dia juga lupa kalau dirinya memiliki ilmu Kuyang,yang tentunya hal ini bisa merupakan bencana besar bagi Farida.

Suatu malam,Farida merasakan perutnya mulai sakit-sakitan,tapi sifatnya hanya kadang-kadang saja.Sehingga untuk sementara Farida tidak perlu membangunkan Ibunya.Namun,ketika jarum jam menunjukkan pukul 24.00 tepat,rasa sakit yang dialami Farida pun semakin bertambah dan menjadi-jadi.Hal ini jelas pertanda bahwa tidak lama lagi dia akan melahirkan.Akhirnya,semua penghuni rumahpun dibangunkan oleh suami Farida.

Suami Farida pun segera menjemput Bidan Puskesmas.Sedan Ibu Patma mendampingi puterinya yang lagi kesakitan.Sesekali juga dia mengusap-usap kandungan Farida sambil memintanya agar bersabar.

Farida tampak gelisah dan tidak tenang untuk menanti kelahiran bayinya.Sementara bidan bersalin yang ditunggu juga belum datang.

Sementara itu,suatu keanehan tiba-tiba menyerang otak Ibu Patma.Dia mencium sebuah aroma wangi yang sangat menggiurkan.Selera dan dahaganya pun mendadak berontak dan semakin menjadi-jadi.Bahkan,dari hidungnya sudah terdengar suara mendengus-dengus.Keanehan ini semakin dahsyat lagi ketika di sela kedua paha Farida mengalirkan
darah segar.

Bagai kesetanan,tanpa sadar sama sekali,Ibu Patma menyeruduk ke arah selangkangan Farida.Lalu dengan buasnya dia menghisap darah yang mengalir dari kewanitaan Farida.Sementara itu,Farida mengerang kesakitan,namun tak ada seorangpun yang bisa menolongnya.

Tak berapa lama datanglah Bidan bersama suami Farida.Dan dengan segera Bidan pun menghampiri Farida,untuk membantu proses persalinan.Namun,apa yang terjadi? Kondisi tubuh Farida tampak kaku dan terkulai.Dengan berat hati,akhirnya Bidan pun menyatakan bahwa nyawa Farida dan bayi dalam kandungannya tidak bisa ditolong lagi.Farida sudah meninggal dunia,karena kehabisan darah.

Seluruh keluarga tersentak kaget dan histeris.Suara tangispun memecah kesunyian malam.Terlebih lagi Ibu Patma.Dia menangis sambil memeluk tubuh puterinya yang sudah tak bernyawa lagi.Dia menangis sambil memeluk tubuh puterinya yang sudah tak bernyawa lagi.Dia sadar sepenuhnya bahwa kematian puterinya itu adalah akibat perbuatannya sendiri yang mempunyai Ilmu Kuyang.

Apa boleh buat,penyesalan tak akan mengembalikan Farida untuk hidup kembali.Farida mati sahid,Sementara Ibu Patma hidup bergelimang dalam dosa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar