HALAMAN

Sabtu, 30 April 2011

DIKELONI WEWE GIRANG

Pria beranak satu,berumur 45 tahun,ini aslinya kelahiran Untoronadi,Wonogiri.Setelah menikah ikut istrinya,Tumi,tinggal di daerah pinggiran kota Solo.Kemin keluarga tinggal tepat di bawah rumpun pohon Bambu Apus (Barongan;Jawa). 

Padahal,Barongan di lokasinya ini dikenal warga setempat sebagai tempat yang wingit.Hampir setiap malam keramat,selalu saja terdengar suara misterius,seperti:bayi menangis,tawa wanita kayak Mak Lampir dll.Dan warga percaya,dari cerita tutur,tempat ini merupakan habitat makhluk halus dari jenis WEWE. 

Keseharian Kemin jualan bakso plotot atau lebih populer dengan sebutan baso tolet-tolet,konsumsi anak-anak dengan harga cepekan.Sedari pagi hingga menjelang maghrib dia baru pulang.Karena itu bila malam,karena kelelahan dia langsung tidur. 

Karena kesibukan dan kelelahan fisiknya,menjadikan Kemin malas mikirin yang lainnya,termasuk jatah kebutuhan bilogis istrinya.Dia juga tahu,istrinya telah seharian bekerja sebagai pembantu rumah tangga. 

Saat tertidur dimalam sepi itu,tidak seperti biasanya Kemin merasa ada yang meraba-raba bagian vitalnya.Dia menduga pasti ini Tumi yang mungkin sudah gatal tidak di cumbunya.Dia biarkan saja hal itu berlangsung.Bahkan ketika celana pendeknya diplorotkan,dia pun juga diam. Dan singkat cerita..! 

Saat fajar menyingsing,dia melihat istrinya masih tidur ngeloni Adhi,putra semata wayangnya.Kemin menyiapkan harapan hingga cuci pakaian,pekerjaan yang biasa dikerjakan istrinya. "Maaf,ya Mas,Aku bangun kesiangan,habis seharian kerja jadi
kelelahan," kata Tumi yang bangun kesiangan. 

Kemin hanya tersenyum penuh pengertian.Bahkan di mengecup dengan mesra istrinya.Sesuatu yang belum pernah dia lakukan selama ini. Tumi heran melihat kemesraan suaminya yang tidak seperti biasanya itu.Tapi dia bahagia mendapat perlakuan mesra seperti itu. 

Kejadian mesra malam yang indah itu terus berlangsung kurang lebih dua bulan lamanya.Anehnya,mata Tumi seperti kena pengaruh gaib saja,dan dia pun tidur seperti orang mati.Sedang di mata Kemin,istrinya yang tidur sore pasti sedang menyiapkan stamina untuk "lembur" nanti malam. 

Hingga pada suatu malam,saat yang dinanti Kemin pun datang.Dia sudah hafal kalau ada yang meraba-raba bagian pribadinya,pasti sang istri sudah mulai lagi.Kali ini,Kemin ingin memberikan kejutan. Dengan gerakan cetakan,Kemin langsung mengambil tubuh Tumi dan sekali sambar langsung direbahkan di pembaringan.Tapi,astaga...! Jantung Kemin hampir copot ketika tahu yang direbahkan itu wujudnya sangat mengerikan.Wanita dengan wajah seperti nenek-nenek peot. Tambah terkejut lagi,ternyata disampingnya juga berdiri telanjang bentuk wanita yang sama.Saat Kemin masih bengong,rupanya makhluk asing itu juga terkejut.Karena penyamarannya ketahuan,kedua wanita aneh itu menerobos pintu tertutup kamar Kemin.Hanya sekali loncat dan tampa menimbulkan suara atau kerusakan apapun. 

Sudah pasti mereka siluman,Tak menduga akan mengalami peristiwa seperti ini,ditolong siapapun dia terbangun.Dia masih bingung,apa semalaman bermimpi atau benar-benar kenyataan ? Kemin lalu menceritakan kejadian yang dialamanya.Istrinya pun juga menjadi ketakutan sekali.Akhirnya mereka sowan ketempatnya Den Wiro,lelaki tua yang berilmu gaib. 

"Memang,dirumpun bambu belakang rumah itu ada penghuni gaibnya,yaitu sekeluarga Wewe.Kadang orang yang tak tebal imannya mudah sekali diganggu siluman usil semacam itu," kata Den Wiro. 

Lalu Den Wiro menyuruh Tumi membuat takir (piring dari daun pisang).Bila sore hari agar diletakan di kamar Kemin dan diberi sego golong (nasi putih yang dibuat bulatan).Selama tujuh hari dilakukan tiap sore harus diganti.Bulatan nasi yang sudah basi agar di buang di Sungai. Setelah itu memang tak ada gangguan lagi dari si Hantu Wewe Girang yang haus seks.Akhirnya,Tumi pun menyadari kekurangannya selama ini yang mengabaikan juga merasa khilaf.Malam itu Tumi mendatangi suaminya dan mulai meraba-raba. 
Kemin terbangun dan terkejut, "Kamu siapa ?" Tanya Kemin curiga dan ketakutan.
"Aku adalah Wewe yang akan memuaskanmu malam ini !" Jawab Tumi mempermainkan suaminya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar